SUARAMEDAN.com - Pemerintah merilis pokok-pokok perubahan Pendapatan Negara,
Belanja Negara, dan Defisit Anggaran dalam RAPBNP 2017. Dalam RAPBNP
2017 tersebut, terdapat pertambahan defisit anggaran yang
mengkhawatirkan.
Hal
ini diungkapkan Ketua Bidang Ekonomi Keuangan, Industri, Teknologi dan
Lingkungan Hidup (Ekuintek-LH) DPP PKS Memed Sosiawan di di DPP PKS,
Jakarta, Selasa (11/7/207).
Memed
memerinci, pada RAPBNP 2017 Penerimaan Negara turun sebesar Rp 36,20
Triliun, Belanja Negara naik sebesar Rp 30,9 Triliun, dan Defisit
Anggaran naik sebesar Rp 67,0 Triliun. "Sehingga menaikkan persentase
defisit anggaran dari 2,41 persen menjadi 2,92 persen," ujar dia.
Ia
menegaskan jika defisit anggaran sebesar 2,92 persen sangat
menghawatirkan. Alasannya defisit anggaran tersebut belum ditambah
dengan defisit anggaran yang terjadi di daerah dalam APBD-APBD di
daerah.
"Sehingga
kalau ditambahkan maka Defisit Anggaran secara total bisa melebihi 3
persen PDB, meskipun pemerintah berjanji akan menjaga Defisit Anggaran
tetap dibawah 3 persen PDB dengan melakukan penghematan-penghematan
dalam Belanja Negara dan memaksimalkan Penerimaan Negara," terang Memed.
Selain
menyoroti defisit anggaran yang meningkat, Memed juga menyebut
keseimbangan primer dalam RAPBNP 2017 terus bergerak negatif. Data dari
pemerintah menunjukkan meningkatnya kekurangan (negatif) keseimbangan
primer, dari semula negatif Rp 109,0 Triliun dalam APBN-2017 menjadi
negatif Rp 178,0 Triliun dalam RAPBNP 2017.
Memed
Sosiawan menerangkan keseimbangan primer adalah selisih antara
penerimaan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga dan
cicilan utang.
Memed
menerangkan, keseimbangan primer APBN selalu negatif sejak tahun 2012
dan jumlahnya selalu meningkat. Ia memerinci dalam RAPBNP 2017 tersebut,
dari Defisit Anggaran sebesar Rp 397,2 Triliun yang diperoleh dari
berbagai skema pembiayaan (hutang), maka sejumlah Rp 178,0 Triliunnya
harus digunakan untuk menutup kekurangan Belanja Negara, dan sisanya
digunakan juga untuk membayar bunga dan cicilan utang, serta pokok
utang.
"Dengan
kata lain APBN sejak 2012 sampai sekarang, menggunakan utang untuk
membayar bunga, cicilan utang, dan pokok utang," ujar dia.
Ia
menyebutkan jika keseimbangan primer APBN positif, maka kelebihan
Penerimaan Negara tersebut dapat digunakan untuk membayar bunga, cicilan
hutang, dan pokok hutang. "Padahal Keseimbangan Primer Positif
merupakan pondasi utama bagi ketahanan dan kesinambungan fiskal negara
dalam jangka panjang," sebut dia. [sm]
0 Response to "Waduh ! Defisit Anggaran di RAPBNP 2017 Mengkhawatirkan"
Post a Comment