Kapolri "Beda Gaya" Menanggapi Minahasa Yang Ingin Merdeka dari NKRI

Polisi tanpa bukti yang jelas langsung menangkap beberapa tokoh seperti Muhammad Khathatah dengan tuduhan makar tanpa bukti yang jelas. Sebelumnya juga telah menangkap beberapa tokoh nasionalis seperti rachmawati, Sri Bintang Pamungkas, Lily Wahid dan beberap tokoh yang lain dengan tuduhan makar.
Sementara Polisi sangat "santun" menggapi Makar yang dilakukan sekelompok Orang di Minahasa yang ingin memerdekakan diri dadri NKRI. Bahkan ada bukti dengan jelas sebagian orang yang mengibarkan bendera Minahasa Raya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan, setiap warga negara Indonesia tidak boleh menuntut kemerdekaan. Meski begitu, ia akan lebih mengedepankan pendekatan secara bijak. Hal itu lantaran ia menduga, tuntutan referendum Minahasa merdeka hanya sebuah sikap spontan saja.
"Nggak boleh. Deklarasi nggak boleh. Kita akan lakukan tindakan persuasif dulu pada saudara-saudara di sana bahwa kita sudah. Ini kan negara NKRI, harus kita pertahankan. Kita lakukan langkah-langkaj persuasif kepada saudara-saudara kita untuk mengimbau, mungkin mereka hanya reaksi spontan saja, emosional," kata Tito usai mengisi kuliah umum bertema 'Peran dan Fungsi Polri Dalam Mengawal Serta Menjaga Keutuhan NKRI' di sela Muktamar ke-XIX PMII di Asrama Haji Kota Palu, Senin (15/5) malam Wita.
Meski begitu, Tito berjanji untuk menindak mereka yang benar-benar ingin memisahkan diri dari NKRI. "Kami akan lakukan langkah-langkah tegas," kata Tito.
loading...
0 Response to "Kapolri "Beda Gaya" Menanggapi Minahasa Yang Ingin Merdeka dari NKRI"
Post a Comment