Yusril : "Ada Kekuatan Besar di Belakang Ahok".
Thursday, November 3, 2016
Al maidah 51,
demo 4 Nopember,
islam,
MUI,
Nasional,
Polisi,
Yusril Ihza Maghendra
"Ada kekuatan besar di balik Ahok, yang tidak bisa ditembus
dengan imbauan dan permintaan, melainkan melalui unjuk rasa besar-besaran,
dengan segala risiko yang mungkin terjadi," kata Yusril.
Demo 4 November adalah demo umat Islam yang menuntut keadilan,
agar pemerintah memproses hukum Ahok yang telah menistakan Alquran, surah Al
Maidah ayat 51. Sudah lebih satu bulan kasus Ahok bergulir, namun aparat
penegak hukum belum menaikkan status kasus Ahok menjadi penyidikan.
Selasa (1/11), lewat keterangan tertulisnya Yusril menyampaikan, demo besar 4
November tidak bisa dihindari lagi. Mengingat demo adalah hak setiap orang,
sepanjang dilaksanakan sesuai dengan ketetuan perundang-undangan yang berlaku.
"Saya mengajak, marilah kita sama-sama menjaga demo ini
agar tidak berubah menjadi kerusuhan dan tindak kekerasan yang pasti akan
merugikan kepentingan bangsa kita seluruhnya," kata Yusril yang didaulat
sebagai salah seorang pimpinan dalam aksi sejuta umat itu.
Kepada aparat keamanan, Yusril mengingatkan, agar bersikap
ekstra hati-hati. Jangan sampai sebutnya, ada korban tertembak dalam demo
nanti. Dia menggambarkan, peristiwa 1966 dan 1998 terjadi karena adanya
pengunjuk rasa yang tertembak dan terluka.
Yusril menyebutkan, demo 4 November sebenarnya tidak perlu ada
jika negara menegakkan hukum dengan keadilan dan kepastian. Rencana demo dipicu
oleh ucapan Gubernur DKI yang dianggap umat Islam dan dikuatkan MUI sebagai
penistaan terhadap Islam.
Karena aparat penegak hukum kurang sigap, sebut Yusril, bahkan
dianggap cenderung melindungi Ahok, maka timbullah tekanan agar Ahok segera
diperiksa dan ditangkap. Tapi yang terjadi, Ahok malah datang ke Bareskrim
bukan karena dipanggil untuk diperiksa, tetapi atas inisiatifnya sendiri untuk
memberi klarifikasi. "Inisiatif seperti itu tak dikenal dalam hukum
acara," katanya.
Yusril mengatakan, Ahok memang sudah minta maaf. Tapi dengan
gaya bahasa Ahok yang khas, permohonan maafnya dinilai kurang tulus. Ahok tidak
merasa bersalah, apalagi menyesal atas ucapannya.
Seperti dikatakannya jelas Yusril, Ahok minta maaf karena
ucapannya menimbulkan kegaduhan, bukan mengaku salah dan menyesal atas
ucapannya. "Permintaan maaf seperti itu tidak meredakan kejengkelan.
Eskalasi kejengkelan malah makin besar," kata Yusril.
Diakuinya, demo besar 4 November, akan membuang banyak tenaga,
waktu dan biaya. Hal itu dilakukan, karena umat Islam seperti telah kehilangan
kekuatan politik yang efektif untuk mendesakkan tuntutan, kecuali dengan
unjuk rasa.
Energi akan terbuang begitu besar, kata Yusril, hanya karena
menuntut agar Ahok diperiksa, ditangkap dan diadili. Jika saja Presiden
menggunakan kewibawaan yang ada pada dirinya sebut Yusril, Presiden pasti
mengemukakan komitmen untuk menuntaskan masalah hukum terkait dengan dugaan
penistaan agama yang dilakukan Ahok.
"Tentu Presiden dapat mempertimbangkan secara bijak untuk
mencegah agar pemeriksaan Ahok tidak dimanfaatkan untuk menguntungkan dua
pasang pesaingnya dalam Pilkada. Pilkada tetap harus dilaksanakan secara
jujur dan adil bagi semua kontestan," katanya.
sumber : republika
sumber : republika
loading...
0 Response to "Yusril : "Ada Kekuatan Besar di Belakang Ahok"."
Post a Comment