Adakah Hubungan Aksi 4 Nopember dengan Arab Spring? - Suara Medan | Info Medan Terkini
Beranda · Berita · Teknologi · Olahraga · Gaya Hidup

Adakah Hubungan Aksi 4 Nopember dengan Arab Spring?


Adakah Hubungan Aksi 4 Nopember dengan Arab Spring?SUARAMEDAN.com - Tanpa di sadari ternyata Aksi 4 NOpember 2016 ini mempunyai kemiripan, entah di sengaja atau tidak.

Kemiripan pertama yakni tentang tanggal pelaksanaan aksi hari ini yaitu tanggal 4 Nopember (11), jika di sambungkan mirip tulisan Allah.

Begitu juga tanggal 4 Nopember juga mirip dengan simbol Arab Spring atau Rabiah yang pernah di kumandangkan Rakyat Mesir saat menuntut keadilan beberapa tahun yang lalu.

Aksi bela Islam ke-2 diharapkan dilakukan pada tanggal 4 November. Kenapa 4 November? Sebetulnya simpel, karena itu adalah hari Jum’at. Yaitu hari raya satu kali dalam sepekan, dimana umat Islam berkumpul untuk sholat di masjid. Jadi lebih mudah mengumpulkan massa. Dan bisa jadi pada hari Jum’at umat Islam iman nya sedang naik, karena habis melaksanakan sholat dan mendengarkan khutbah Jum’at. Sesederhana itu.

Tapi yang namanya ilmu gothak gathuk, dicocok-cocokin, dan pas kebetulan cocok, emang orang Indonesia spesialis jagonya gothak gathuk. Dan Allah mungkin memang meng-ilhamkan kepada para tokoh yang menggerakkan aksi masa ini agar melaksanakan pada hari dan tanggal itu, yang ternyata pas ditinjau dari ilmu gothak gathuk baik yang pro maupun yang kontra, juga pas. Yaitu pas meyakini adanya konspirasi, maupun pas meyakini ini adalah isyarat Allah.

PENDAPAT TEORI KONSPIRASI


Bagi sebagian yang membela salah satu kandidat, dan mungkin tidak terlalu terusik (atau tidak ambil pusing) dengan pernyataan penistaan Al-Maidah : 51, maka berbagai tuduhan konspiratif dilontarkan. Dari mulai aksi ini didalangi oleh Prabowo lah, aksi ini dibiayai 10 Milyar oleh Cikeas lah, aksi memecah belah persatuan bangsa lah, didalangi salah satu Partai Islam lah, dll.


Namun soal kenapa 4 November? Seorang Denny Siregar memilki analisa konspiratif tersendiri. Ia teringat soal aksi Partai Ikhwanul Muslimin dalam menentang kudeta yang dilakukan oleh Asisy di Mesir. Aksi itu “kebetulan” diadakan di Rabia Al-Adawiyah Square, sebuah lapangan di kota Kairo Mesir. gerakan demo di Mesir itu kebetulan menggunakan lambang 4 jari. Dimana 4 jari itu adalah simbol dari 4 hal yang ditolak yaitu : No Arabism, No Sekularism, No Nastionalism, dan No Democrasy. Mungkin juga angka empat itu karena nama Rabia mirip dengan kata Arbaah yang artinya angka “empat” dalam bahasa Arab.

Oleh karena aksi di Mesir itu digerakkan oleh Partai Ikhwanul Muslimin, maka Deny Siregar juga menghubungkan bahwa aksi 4 November di Jakarta yang akan datang digerakkan oleh Partai bentukan Ikhwanul Muslimin di Indonesia. Kata Deny dengan teori konspiratif nya menulis : “dalam setiap kerusuhan di Timur Tengah selalu ada Ikhwanul Muslimin di belakang layar. Di Indonesia kita bisa menebak partai mana yang didirikan oleh Ikhwanul Muslimin dan bisa mengira-ngira siapa orang yang akan diangkat sebagai presiden mereka”. (dimuat dalam situs www.oketrus.com)

Pertama, aksi 4 November digagas oleh Habib Rizieq yang ketua FPI. Dan ini dipicu oleh ketersinggungan pernyataan Ahok yang dianggap menistakan Islam. Momentum menjelang Pilkada DKI ini membuat para pembela Ahok meyakini teori konspiratif mereka dari mulai di belakang aksi ini adalah para kandidat saingan Ahok lah, Prabowo lah, SBY lah..sampai partai bikinan Ikhwanul muslimin lah (ya logis sih tapi Deny lupa andaikata yang disinggung bukan agama apa bisa aksi akan sebesar ini? Sebaliknya ga usah pake bayar umat Islam akan bersedia demo kok karena yang disinggung aga,anya) Jangan bawa-bawa agama –Setuju! Pernyataan ini harusnya ditujukan ke Ahok –Kenapa sedang dinas kunjungan kerja kok pake nyinggung agama? jadi yang duluan bawa-bawa agama siapa ya? Yang mulai siapa? –

Masih ada juga sebagian orang yang kurang informasi sehingga meyakini pernyataan Ahok di-edit dan video-nya juga di-edit. Padahal yang hilang hanya satu patah kata dan tidak mengubah substansi pernyataan tersebut.

Jadi bukan masalah pilkada atau sentimen ras cina atau sentimen agama kristen. Lha orang yang kemarin pada ikut demo saya lihat di rumahnya akrab ngobrol dengan orang cina kristen kok karena mereka hidup di lingkungan heterogen. Mereka tidak benci cina dan tidak benci Kristen. Tapi kalau agama yang disinggung, saya bisa memahami jika orang muslim jadi tersinggung. Di sisi lain saya juga bisa memaklumi kenapa ada orang muslim lainnya ada yang masa bodoh dan tidak merasa tersinggung ketika agamanya disinggung, namun kebakaran jenggot dan lebih tersinggung ketika Bapaknya dihina, sukunya dihina atau Ahok disalahkan. Sama-sama sensi, tapi menurut saya masih lebih bagus sensi jika ayat Al-Qur’an yang disinggung daripada sensi nuduh sana sini karena jagoan pilkadanya disinggung.

Kemudian Bung Deny ini juga menulis : “Karena provokasi yang masif, akhirnya gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir diberantas dan Mursi dihukum mati.” Ini apa hubungannya dengan aksi 4 Nov di Indonesia? Walaupun Bung Deny hanya menyampaikan fakta kejadian di Mesir, tapi tulisan Bung Deny ini kan sedang membahas soal Aksi 4 November, sehingga seolah-olah tersirat bahwa aksi 4 November mendatang jika rusuh, bisa jadi akan berakibat seperti aksi Di Mesir pada ditangkapi semua?. Kok bisa-bisanya Ikhwanul Muslimin dituduh mendalangi aksi demo soal Ahok? Justru yang saya tahu dari video Dragon TV, di belakang proyek reklamasi Teluk Jakarta adalah para Taipan, didukung elit Partai di RRC. Lihat di https://www.youtube.com/watch?v=BEIpJfjBxhc

Bung Deny menyebutkan bahwa aksi di Mesir ini dikembangkan di Medsos sebagai bentuk perlawanan terhadap militer dan pemerintah. Mungkin Bung Deny lupa, aksi di Mesir itu yang pemerintah itu siapa? yang melawan pemerintah siapa? Karena Mursi itu Presiden Mesir yang sah saat itu. Dan Ikhwanul Muslimin adalah partai politik yang sah juga dan memenangkan pemilu bukan melalui “aksi terorisme” melainkan melalui jalan “pemilu yang demokratis” sesuai dengan “konstitusi”. Justru Asisy lah yang melakukan kudeta dan menangkap Presiden sah terpilih ketika itu juga ribuan anggota Partai Ikhwanul Muslimin. Jadi yang melawan pemerintah itu yang menggulingkan atau digulingkan?

Jadi yang anarkis siapa? Yang melawan konstitusi siapa? Yang tidak demokratis siapa? Andai Partai dukungan Deny Siregar memenangkan pemilu, lalu presidennya dikudeta kira-kira gimana reaksinya? Apakah yang meng-kudeta dan menang, lalu dianggap jadi pemerintah yang sah walau tidak demokratis?

Tapi okelah kita sama-sama paham kok. Karena demokrasi itu cuma berlaku buat orang sekuler. Andai Partai Islam mengikuti sistem demokrasi, mengikuti aturan main pemilu yang jujur dan adil, kemudian yang menang adalah Partai Islam? Dan presidennya yang diusung Partai Islam, pasti diganjal juga. Dan dianggap tidak sah. Kalau tidak bisa cara halus ya cara kasar. Dikudeta-lah, di-fitnah-lah. Tapi kalau hasil pemilu demokratis itu yang menang Partai Nasionalis Sekuler atau bahkan Partai Komunis sekalipun, maka itulah hasil demokrasi yang sah.

Sama seperti hasil pemilu yang dimenangkan FIS d Aljazair akhirnya dikudeta. Sebelumnya Partai Islam di Turki juga mengalami seperti itu. Ketika Partai Refah memenangkan pemilu, dan Perdana Menterinya Ncemetin Erbakan, militer turun tangan mengkudeta. Namun umat Islam di Turki belajar dari kesalahan masa lalu sehingga bisa kembali tampil memenangkan pemilu. Dan kali ini Erdogan bisa menggagalkan aksi kudeta oleh kelompok militer sekuler.

PENDAPAT TEORI ILHAMI

Saya sebut saja dengan istilah ilhami maksudnya ilham dari Allah. Umat Islam yang beriman kepada Allah pasti meyakini takdir Allah pasti sepakat bahwa kejadian di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Kecuali umat Islam yang masih diliputi berpikir materialistis duniawi dan kurang menghayati keimanannya, yang masih ragu dan bertanya-tanya soal takdir Allah dan menyebut kejadian di dunia ini sebagai rangkaian “kebetulan”.

Maka bukan kebetulan jika tanggal 4 November 2016 itu jatuh pada hari Jum’at, hari yang diyakini oleh Umat Islam sebagai hari paing mulia di antara hari-hari dalam sepekan. Dan tentu bukan kebetulan jika tanggal 4 bulan 11 tahun 2016 jika di otak-atik ternyata angka 4+11+20+16 = 51. Angka 51 ini tiba-tiba muncul di berbagai DP dan foto profil orang-orang karena Q.S. Al-Maidah : 51 ini yang sedang jadi pemicu ketersinggunan umat Islam. Mungkin ini isyarat Allah.

Mungkin saja itu sudah diatur dan disengaja oleh dalang aksi? Ya kalau soal mungkin sih mungkin. Tapi soal 4+11+20+16 = 51 juga pas jatuh hari jum’at juga diatur, hebat juga ya ngaturnya, harus diakui ini pengaturan yang brilian. Apa mungkin Habib Rizieq mengatur ini semua?

Bagi kaum sekuler lagi-lagi ini hanya kebetulan. Yaitu kebetulan hari Jum’at dan kebetulan tanggalnya kalau dijumlahkan = 51. Kata orang sekuler : “so what gitu? kalao 4 November = 51 apa artinya? Apa berarti yang demo itu dirihoi Allah? Gue juga bisa ilmu kayak gini-an. Pasangan Ahok-Jarot dapat nomor urut 2. Angka 2 itu kalau pake isyarat jari sama dengan huruf “V” yang artinya “victory” atau “kemenangan” Jadi pasangan Ahok-Jarot dapat nomor urut 2 juga bukan kebetulan. Itu isyarat Ilahi bahwa pasangan Ahok-Jarot bakal menang. Mungkin kemenangan itu diridhoi Allah juga”.

Maka kalau ditinjau dari teori “ilhami” semuanya bukan kebetulan. Semuanya adalah takdir Allah. Kalau pun ini memang diatur manusia, tidak mustahil Allah memberi ilham kepada manusia. Lha lebah aja mendapat ilham dari Allah. Termasuk siapa pun yang menang dalam Pilkada DKI adalah takdir Allah. Namun apa yang ditakdirkan belum tentu itu yang di-ridho-i Allah.

Contohnya Rusia dan RRC adalah 2 negara besar yang menguasai wilayah paling luas di dunia. Keduanya adalah negara atheis. Di situ Partai Komunis yang menang. Apakah mereka di-ridho-i Allah? Maka kemenangan orang kafir tidak serta merta itu diridhoi Allah.

Akhir kata, banyak peristiwa di sekitar kita bagi sebagian orang itu adalah sebuah kebetulan dan bagi yang mengimani takdir, maka itu semua adalah Takdir Allah. Apakah itu isyarat dari Allah atau bukan? Jawabnya : tergantung orangnya akan memandang apa peristiwa itu? Dan bagaimana ia menganalisa dan mengambil hikmah di balik peristiwa.

Jika kita renungkan dan kita hayati lebih dalam lagi, sebenarnya Allah telah banyak memberi peringatan kepada manusia, dengan kejadian alam, dengan isyarat alam, dengan peristiwa-peristiwa apa saja yang kita alami. Bahkan hari ini kita bertemu siapa, orang bilang apa, kita melihat dan mendengar apa, semua di dalamnya terkandung isyarat dari Allah. Namun sering kita anggap itu kejadian biasa dan lewat begitu saja tidak kita pikirkan.

Terlepas ada atau tidaknya isyarat itu, kebenaran sebuah tindakan tidak diukur dari ada atau tidak adanya isyarat ilahiyah tersebut. Karena di hadapan kita sudah ada Al-Qur’an dan Sunnah NabiNya. Itulah tolok ukur kita. Mau menang atau kalah, berhasil atau gagal, maju atau mundur, ksejahteraan atau kemiskinan, semua itu bukan ukuran benar atau salah. Karena semua itu dipergilirkan di antara kubu keimanan dan kubu kekufuran. Yang terpenting adalah hasil akhirnya,apa yang kita lakukan akan berakhir di neraka atau berakhir di surga. Mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita.

Wallahua’lam.

0 Response to "Adakah Hubungan Aksi 4 Nopember dengan Arab Spring?"

Post a Comment