SUARAMEDAN.com - Anggota Komisi IV DPR RI Akmal Pasluddin
menyesalkan, di saat dua tahun kepemimpinan Jokowi-JK, bangsa Indonesia akan menyambut
impor 400 ribu ekor sapi dari Meksiko.
Seharusnya, persoalan impor tersebut, tegas Akmal, tidak
perlu terjadi jika tata kelola logistik daging sapi sudah baik, yang faktanya,
hingga kini masih jauh dari harapan masyarakat.
“Terus terang saya sangat kecewa dengan kinerja pemerintah
pada kasus pengelolaan daging sapi ini.
Kita bukanlah anti impor. Tapi yang lebih penting adalah memenuhi janji
pemimpin bangsa yang telah diucapkan awal kepemimpinannya untuk berani setop
impor daging sapi, merupakan kalimat moral yang dipegang rakyat selama ia menjabat,”
tegas Akmal di Jakarta, Sabtu (21/10)
Diketahui, sesuai pernyataan dari Menteri Pertanian Amran
Sulaiman pada Kamis (20/10), bahwa Dubes Meksiko sedang menyiapkan 400 ribu
ekor sapi. Menteri Amran beralasan, hal itu untuk menekan harga daging sapi di
pasaran hingga mencapai harga Rp 80.000 per kilogram.
Menanggapi itu, Akmal ingat bahwa saat masih menjadi calon
presiden, Jokowi menegaskan bahwa kelak pemerintahan yang dipimpinnya harus memiliki
keberanian untuk setop impor daging sapi.
“Namun setelah kepemimpinan hingga dua tahun ini, impor
bukannya berkurang malah terus bertambah dan menambah jumlah negara supplier,
yakni Meksiko yang awalnya hanya Australia,” papar wakil rakyat PKS dari Daerah
Pemilihan Sulawesi Selatan II ini.
Akmal mengatakan, dari sektor swasta, para pengusaha telah
melihat adanya perbaikan tata kelola daging yang diurus oleh Kementerian
Perdagangan, khususnya terkait perizinan. Namun, dari sisi masyarakat, baik
sebagai konsumen maupun peternak sapi lokal, impor daging sapi ini merupakan
pukulan berat yang terus-menerus ditanggung sepanjang 2 tahun terakhir.
“Meskipun demikian, saya mengapresiasi pemerintah yang telah
mencoba menggeser mindset dari pemenuhan daging sapi menjadi pemenuhan protein
di masyarakat. Hal itu karena pada dasarnya swasembada protein akan lebih mudah
terealisasi dan memenuhi unsur diversifikasi pangan,” kata Akmal.
Oleh karena itu, Akmal berharap saat pembahasan anggaran bersama
DPR, pemerintah seharusnya tidak mensimplifikasi persoalan tata kelola daging
tersebut hanya sebatas urusan perdagangan antar negara. Sebab, dengan adanya pembahasan
anggaran tersebut, pemerintah memiliki visi untuk tujuan kesejahteraan petani,
peternak dan mengangkat harkat martabat rakyat miskin Indonesia
“Saya sangat berharap pada pemerintah, bahwa negara ini
mampu memproduksi pangan baik nabati maupun hewani termasuk daging sapi. Jika
impor selalu menjadi jalan keluar dari masalah yang ada, menunjukkan pemerintah
malas bekerja atau tidak mampu bekerja,” papar Anggota Badan Anggaran DPR RI
ini.
Akmal menambahkan persoalan anggaran tersebut harus menjadi
hal yang serius diperhatikan. Sebab, pada APBN 2015, Kementerian Pertanian
memiliki alokasi anggaran sebesar Rp 32,7 triliun yang merupakan terbesar
sepanjang pengelolaan pemerintahan Indonesia.
Meskipun pada akhirnya Kementerian Pertanian mengalami
pemotongan anggaran menjadi 31,5 pada APBN 2016 karena ketidak-mampuan
pemerintah memenuhi target penerimaan negara, namun kementerian Amran Sulaiman
tersebut tetap memiliki anggaran terbesar kesembilan dari 34 kementerian.
“Sangat ironi dukungan politik anggaran kepada pemerintah
bidang pertanian ini cuma hanya bisa impor sepanjang tahun”, kritis Kapoksi IV Fraksi PKS ini.
Oleh karena itu, Akmal masih berharap, bahwa tahun-tahun
mendatang, pemerintah mampu mengurangi jumlah impor pangan termasuk daging
sapi, baik sapi hidup maupun daging beku.
“Selama pemimpin negara tidak mampu membuktikan janji yang
diucapan, maka selama itu pula masyarakat memandang rendah moral pemerintah,” tutup
Andi Akmal Pasluddin. [sm]
0 Response to "Alamak !! Dua Tahun Jokowi-JK, Masyarakat Indonesia Disambut 400 Ribu Ekor Sapi Impor dari Meksiko"
Post a Comment