Zaman Terbalik, Terduga Korupsi Malah di Jamu di Istana
Pengusaha itu bernama Sugianto Kusuma alias Aguan, Bos Agung Sedayu Group. Aguan, berulang kali disangkutpautkan dengan kasus suap reklamasi Teluk Jakarta, bahkan dia sudah dicekal KPK. Aguan beberapa kali menjadi saksi untuk mantan anggota DPRD M Sanusi di KPKdan sidang di Pengadilan Tipikor.
Kehadiran Aguan di Istana Negara sontak menjadi incaran pertanyaan para wartawan. Meski acara makan malam tertutup, awak media tetap setia menanti. Hingga akhirnya acara itu selesai, Aguan pun dihampiri untuk diwawancara. Tampil biasa dengan batik cokelat dan celana hitam, Aguan hanya tersenyum melihat wartawan menghampirinya. Wartawan kemudian bertanya soal apa saja yang terjadi selama sosialisasi tax amnesty oleh Presiden itu.
Namun, Aguan tidak berkomentar. Dia terus melangkah sembari mengumbar senyum. Setelah dekat dengan mobilnya, Range Rover hitam berpelat B 88 IG, Aguan baru mengeluarkan sepatah kata. “Terima kasih, terima kasih ya,” ujarnya, sembari melambaikan tangan kanan.
Selain Aguan, sejumlah konglomerat di Indonesia juga tampak hadir. Antara lain Alim Markus, Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Arifin Panigoro dan Oesman Sapta Odang. Presiden Jokowi, tadi malam mengadakan pertemuan dengan kalangan pengusaha dan sejumlah menteri ekonomi. Beberapa menteri yang terlihat hadir adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menko Perekonomian Darmin Nasution.
Sebelumnya, siang hari, Jokowi mengundang para ekonom untuk makan siang di Istana Negara. Dalam jamuan itu, Jokowi tak henti-hentinya tersenyum. Senyumnya begitu lebar, dia senang ketika bercerita soal progres tax amnesty.
Ada 20 ekonom hadir dalam jamuan makan siang bersama Jokowi yakni Raden Pardede, Tony Prasetiantono, Djisman Simanjuntak, Haryo Aswicahyono, Ari Kuncoro, Lukita Dinarsyah Tuwo dan Elan Satriawan. Hadir juga Enny Sri Hartati, Iman Sugema, Destry Damayanti, Heriyanto Irawan, Poltak Hotradero, Helmi Amran, Prasetyantono, Hendri Saparini dan Revrisond Baswir.
Sementara, mewakili kalangan dunia usaha ada Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani, Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani dan Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadia. Pertemuan berlangsung sangat cair. Bahkan cenderung luwes. Ya, Jokowi mengantongi sejumlah kabar gembira. Itulah yang membuatnya antusias bercerita.
Diawali dengan menyinggung pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia. Soal ini, Jokowi berbicara masih normatif. Tapi, begitu cerita soal tax amnesty semangatnya langsung meluap-luap. Seperti diketahui, pengampunan pajak merupakan program andalan pemerintah untuk menutup minimnya pemasukan APBN.
“Saya sampai saat ini masih optimistis dengan program ini. Kepatuhan dan kesadaran membayar pajak saya lihat ada pergerakan yang sangat baik,” katanya.
Senyum Jokowi mulai mengembang begitu melanjutkan cerita saat ini angka tebusan dari kebijakan tax amnesty sudah mencapai Rp 33 triliun. Angka itu sesuai prediksi Ditjen Pajak meski masih jauh dari target akhir yaitu Rp 165 triliun.
Selain itu, kata Jokowi, sudah ada lebih dari 90 ribu orang yang telah mengikuti tax amnesty. Mengutip riset Citibank, Jokowi mengatakan perkembangan tax amnesty di Indonesia terhitung cepat dengan angka deklarasi sudah mencapai Rp 1.029 triliun.
“Ini salah satu kebijakan tax amnesty tersukses yang ada di dunia. Ini saya baca judulnya saja sudah seneng. Dan, ini strategi Indonesia yang menurut mereka sangat baik,” ujarnya bangga.
Terlepas dari hasil riset yang bagus, Jokowi mengatakan, pesan terpenting yang dia dapat adalah tumbuhnya kepercayaan masyarakat dan pengusaha terhadap tax amnesty. Itu yang lebih penting. “Saya tidak bicara angka, tapi yang paling penting menurut saya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu kelihatan ada,” ujarnya.
Di pertemuan itu, Jokowi juga menjelaskan ihwal kondisi ekonomi dunia saat ini masih belum pulih dari berbagai macam gejolak. Dalam hal ini, pertemuan G20 di Hangzhou, China. Di mana, para petinggi-petinggi negara G20 belum menemukan jawaban yang konkret mengenai perkembangan ekonomi di negara-negaranya.
“Saya bertemu dengan IMF, Bank Dunia, OECD, semuanya tetap tahun ini masih pesimis bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan naik, mereka malah sampaikan akan ada penurunan lagi. Ini saya kira berita yang tidak baik,” kata Jokowi.
Tidak hanya perekonomian global, Jokowi juga mengingatkan perekonomian nasional yang sangat terdampak oleh perkembangan ekonomi dunia yang mana harga komoditas masih belum membaik. Ketidakpastian kebijakan keuangan yang jika dilihat juga masih belum jelas arahnya ke mana. Oleh karena itu, pada pertemuan G20 beberapa waktu yang lalu masih sangat optimis, seperti yang diungkapkan Narendra Modi (Perdana Menteri India).
“Saya ingin ambil poinnya dia, maksud saya kalau India berani optimis kenapa kita tidak tapi tetap pembenahan-pembenahan di dalam yang harus kita lakukan perombakan besar-besaran. Kalau tidak lakukan itu ya saya pastikan kita ditinggal,” tandasnya.
loading...
0 Response to "Zaman Terbalik, Terduga Korupsi Malah di Jamu di Istana"
Post a Comment