Peluang Baru, Bisnis Maskapai Penerbangan Syariah
SUARAMEDAN.com - Bisnis penerbangan memiliki peluang bisnis baru. Dimulai Rayani Air, maskapai penerbangan syariah ini mulai banyak menyita perhatian turis, khususnya penumpang muslim.
Maskapai syariah ini tak melayani minuman/makanan beralkohol, hanya menyediakan makanan hal, dan meminta para pramugarinya mengenakan hijab.saat ini baru melayani lima penerbangan rute domestik. Namun mulai berpikir melayani penerbangan internasional pada 2017.
Perusahaan ini akan bersaing untuk meraih porsi wisata syariah yang memiliki nilai US$ 145 miliar. Pada 2020, bisnis ini ditaksir tumbuh menjadi US$ 200 miliar.
Penambahan label syariah dalam sebuah institusi keuangan di mulai ketika adanya dorongan dari para cendekiawan mendirikan suatu lembaga perbankan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Kala itu pada 1990-an berdirilah sebuah bank Islam pertama di Indonesia,yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berbasiskan penerapan syariah. Namun bank ini tidak secara langsung memberikan label syariah dalam pemberian nama bank, melainkan menggunakan kata muamalat yang artinya secara tidak langsung memberikan makna Bank Mumalat Indonesia adalah bank yang menerapkan prinsip syariah.
Lambat laun, penambahan label syariah mulai bermunculan sepertihalnya dalam perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, hotel syariah, sumah sakit syariah, pariwisata syariah,dan lainnya hingga saat ini bermunculan bisnis syariah dalam bentuk maskapai penerbangan syariah.
Di Asia sebelumnya telah terdapat tiga maskapai penerbangan yang menyelenggarakan penerbangan secara islami,yaitu Saudi Arabian Airlines, dan Royal Brunei. Kabar baiknya adalah terdapat satu lagi maskapai penerbangan syariah di kawasan Asia Tenggara,yaitu Rayani Air. Selain di benua Asia, ternyata maskapai penerbangan syariah telah terdapat di Inggris yaitu Firnas Airways.
Maskapai penerbangan yang baru di launching di Asia Tenggara terdapat di negara Malaysia.Rayani Air adalah maskapai penerbangan pertama di Malaysia yang menyelenggarakan penerbangan secara Islami dengan rute penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Kota Baru dan Langkani. Dalam waktu dekat akan melebarkan sayapnya untuk melayani rute menuju Kuching dan Kota Kinabalu.
Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah apakah yang membedakan maskapai penerbangan Rayani Air dengan maskapai penerbangan pada umumnya di Malaysia?Ya, maskapai penerbangan Islam ini mengedepankan layanan fasilitas yang berdasarkan kehalalan pada sajian makanan danminuman, dan pelarangan konsumsi alkohol. Awak kabin wanita, seorang muslimah yang menggunakan jilbab dan wanita non muslim berpakain lebih sopan. Selain itu, sebelum pesawat lepas landas penumpang dibimbing dengan pembacaan doa.
Maskapai penerbangan Rayani Air ini bukan hanya diperuntukan kalangan umat muslim saja, melainkan untuk semua kalangan dan penganut kepercayaan lain. Rayani Air adalah sebuah nama yang diambil dari nama sepasang suami istri owner sekaligus founder yaitu Ravi Alagendrran dan Dato Karthiyani. Hal yang mengherankan menurut penulis adalah pasangan suami istri tersebut adalah non muslim,yakni menganut kepercayaan Hindu, dan kita sebagai umat muslim seharusnya lebih giat lagi dalam mensosialisasikan ekonomi islam dalam kehidupan sehari hari.
Bagi pemilik Rayani Air, pendirian maskapai penerbangan syariah ini adalah murni persoalan bisnis. Mereka mulai launching ide mengenai maskapai penerbangan berdasarkan prinsip Islam ini setelah dua bencana yang terjadi pada Malaysian Airlines yang hilang dan tidak ditemukan,serta pesawat Malaysian Airlines pula yang ditembak di Ukraina. Umat muslim percaya kedua bencana tersebut adalah azab yang diberikan Tuhan.
Alangkah lebih baiknya jika pejuang-pejuang yang membumikan penerapan syariah seperti dalam maskapai penerbangan dalam hal ini ataupun dari sector lainnya berasal dari aqidah yang sama dan hal inilah tugas kita sebagai generasi muda yang akan menjadi tonggak penerus perjuangan untuk mengubah dunia.
Pada maskapai penerbangan syariah, masih banyak sekali hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan agar penerapan prinsip syariah tidak hanya dijadikan sebagai label saja, melainkan diterapkan secara menyeluruh. Seperti halnya dalam sisi pelayanan dimana akan lebih baik lagi jika adanya hijab antara penumpang laki-laki dengan penumpang perempuan. Selain itu dari sisi pelayanan berupa asuransi (jika ada) dapat bekerjasama dengan lembaga asuransi syariah negara yang bersangkutan dan juga bekerjasama dengan lembaga keuangan Islam lainya seperti perbankan syariah untuk proses pembayaran maupun pemberian gaji untuk para pekerja yang terkait dengan maskapai penerbangan tersebut.
Sejumlah maskapai penerbangan dari negeri muslim juga mulai unjuk gigi. Saudi Arabian Airline bahkan berpikir untuk mengubah statusnya menjadi perusahaan publik.Sementara Emirates dan PT Garuda Indonesia telah melepas surat utang syariah (Sukuk) dengan nilai US$ 12 miliar sejak 2008.potensi pertumbuhan bisnis ini terbuka lebar karena melarang alkohol, menyediakan makanan halal, dan fasilitas sembahyang.Pertumbuhan pasar pelaku perjalanan udara bernuansa syariah membuat sejumlah maskapai penerbangan berkompetisi termasuk Rayani Air yang diluncurkan Malaysia Desember tahun lalu.
Rayani tidak sendiri dan bukan yang pertama karena sebelumnya sudah ada tiga maskapai penerbangan yang membidik pasar syariah dari kalangan pemeluk Islam. Sebelumnya sudah ada Saudi Arabian Airlines, Royal Brunei Airlines dan Iran Air.
Rayani akan bersaing untuk merebut pasar perjalanan bernuansa Muslim senilai US$145 miliar, menurut perusahaan konsultan biro perjalanan CrescentRating Pte Ltd. Konsultan itu bahkan memperkirakan nilai pasar tersebut akan meningkat menjadi US$200 miliar pada 2020.Pelaku perjalanan Muslim benar-benar mencari layanan dan pengalaman yang sesuai dengan syariah tren penerbangan yang tidak menyediakan alkohol namun menyediakan makanan dan minuman halal serta fasilitas salat semakin meningkat. Aspek layanan syariah akan disempurnakan seiring berjalannya waktu, misalnya menggunakan bahasa Arab dan berbagai aturan islam lainnya.
Beroperasinya Rayani Airlines, maskapai LCC yang mengadopsi prinsip syariah, menjadi pembicaraan hangat di dunia .Maskapai syariah pertama Malaysia, dan keempat di Asia setelah Saudi Arabian Airlines, Iran Airways, Royal Brunei ini akan memakai hukum-hukum Islam dalam setiap aktivitasnya.
Lalu apa beda maskapai penerbangan syariah dengan maskapai penerbangan pada umumnya?
Penerbangan Syariah alkohol dilarang di setiap penerbangan Rayani dan juga mereka enerapkan aturan berpakaian yang tegas. Kru kabin perempuan Rayani yang Muslim diwajibkan memakai hijab, sementara yang non-muslim memakai seragam yang sopan.Para penumpang akan mendapat ‘hidangan selamat datang’ gratis berupa muffin, jus buah, dan kacang yang semuanya dijamin halal.
Rayani juga memiliki prosedur pembacaan doa sebelum keberangkatan di tiap penerbangan.
Penerbangan syariah pertama rute Kuala Lumpur menuju Pulau Langkawi berjalan lancar. Tidak ada protes dari 134 penumpang yang terdiri dari berbagai umat beragama seperti Muslim, Kristiani, Budha, dan Hindu. Bahkan, dilansir dari keterangan pers pihak Rayani, para penumpang mengaku senang dan terkesan dengan penerbangan syariah Rayani Airlines.Dalam waktu dekat Rayani Air juga akan membuka rute menuju Kuching dan Kota Kinabalu.
Rayani Airlines adalah maskapai syariah ke-4 di Asia. Sebelumnya telah lebih dulu beroperasi adalah Saudi Arabian Airlines, Iran Airways, Royal Brunei. Selain itu, maskapai syariah ternyata juga terdapat di Inggris.
Sebuah maskapai penerbangan di London menggabungkan pendekatan syariah dalam pendanaan, menu makanan, dan kabin lebih mewah dibanding maskapai penerbangan lain yang melayani rute ke negara-negara Muslim.Ialah Firnas Airways, yang didirikan oleh pengusaha Bangladesh Kazi Shafiqur Rahman, seorang yang dikenal sebagai pengusaha parfum Arab di Inggris. Ia tengah menjajaki peluang bisnis transportasi London, dengan alternatif bandara Gatwick dan Stansted.
Firnas Airways bakal beroperasi tahun depan melayani rute terbang Inggris – Asia Selatan. Maskapai ini akan menyediakan Wi-Fi, penerbangan bebas alkohol, menyajikan daging halal, manajemen keuangan bebas riba, dan tata letak kabin untuk meningkatkan privasi. Mereka akan mengandalkan pesawat Boeing Co 767 dengan kapasitas 270 kursi.
Destinasi Firnas Airways direncanakan meliputi kota pusat produksi gas, Sylhet di Bangladesh, ibu kota Pakistan, Islamabad, Jeddah di Arab Saudi, dan Teheran, Iran. Penerbangan dari London ke New York kemungkinan juga dimulai pada tahun pertama.
Nama maskapai ini sendiri terinspirasi dari nama penemu Muslim, Abbas Ibnu Firnas, yang melakukan eksperimen penerbangan di Ronda, Spanyol, seribu tahun sebelum Wright bersaudara.
Seperti halnya Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sekitar 60 persen penduduk Malaysia adalah Muslim, hidup berdampingan dengan penduduk beragama lain, termasuk Buddha dan Kristen.
Hukum syariah didasarkan atas ayat-ayat Al-Quran dan perkataan serta kebiasaan Nabi Muhammad SAW. Halal, yang berarti diizinkan dalam bahasa Arab, diterapkan untuk makanan, minuman, dan kosmetik. Metode ini dipakai untuk memastikan bahwa benda, makanan, dan minuman tersebut sesuai dengan hukum Islam.
Kita sebagai Umat Muslim merasa bangga dengan layanan syariah ini yang berkembang seiring kebutuhan bisnis halal saat ini dan menjadi pedoman dari otoritas yang relevan.
Penulis
Sunarji Harahap, M.M.
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara dan Pemerhati Ekonomi Syariah
Maskapai syariah ini tak melayani minuman/makanan beralkohol, hanya menyediakan makanan hal, dan meminta para pramugarinya mengenakan hijab.saat ini baru melayani lima penerbangan rute domestik. Namun mulai berpikir melayani penerbangan internasional pada 2017.
Perusahaan ini akan bersaing untuk meraih porsi wisata syariah yang memiliki nilai US$ 145 miliar. Pada 2020, bisnis ini ditaksir tumbuh menjadi US$ 200 miliar.
Penambahan label syariah dalam sebuah institusi keuangan di mulai ketika adanya dorongan dari para cendekiawan mendirikan suatu lembaga perbankan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Kala itu pada 1990-an berdirilah sebuah bank Islam pertama di Indonesia,yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berbasiskan penerapan syariah. Namun bank ini tidak secara langsung memberikan label syariah dalam pemberian nama bank, melainkan menggunakan kata muamalat yang artinya secara tidak langsung memberikan makna Bank Mumalat Indonesia adalah bank yang menerapkan prinsip syariah.
Lambat laun, penambahan label syariah mulai bermunculan sepertihalnya dalam perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, hotel syariah, sumah sakit syariah, pariwisata syariah,dan lainnya hingga saat ini bermunculan bisnis syariah dalam bentuk maskapai penerbangan syariah.
Di Asia sebelumnya telah terdapat tiga maskapai penerbangan yang menyelenggarakan penerbangan secara islami,yaitu Saudi Arabian Airlines, dan Royal Brunei. Kabar baiknya adalah terdapat satu lagi maskapai penerbangan syariah di kawasan Asia Tenggara,yaitu Rayani Air. Selain di benua Asia, ternyata maskapai penerbangan syariah telah terdapat di Inggris yaitu Firnas Airways.
Maskapai penerbangan yang baru di launching di Asia Tenggara terdapat di negara Malaysia.Rayani Air adalah maskapai penerbangan pertama di Malaysia yang menyelenggarakan penerbangan secara Islami dengan rute penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Kota Baru dan Langkani. Dalam waktu dekat akan melebarkan sayapnya untuk melayani rute menuju Kuching dan Kota Kinabalu.
Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah apakah yang membedakan maskapai penerbangan Rayani Air dengan maskapai penerbangan pada umumnya di Malaysia?Ya, maskapai penerbangan Islam ini mengedepankan layanan fasilitas yang berdasarkan kehalalan pada sajian makanan danminuman, dan pelarangan konsumsi alkohol. Awak kabin wanita, seorang muslimah yang menggunakan jilbab dan wanita non muslim berpakain lebih sopan. Selain itu, sebelum pesawat lepas landas penumpang dibimbing dengan pembacaan doa.
Maskapai penerbangan Rayani Air ini bukan hanya diperuntukan kalangan umat muslim saja, melainkan untuk semua kalangan dan penganut kepercayaan lain. Rayani Air adalah sebuah nama yang diambil dari nama sepasang suami istri owner sekaligus founder yaitu Ravi Alagendrran dan Dato Karthiyani. Hal yang mengherankan menurut penulis adalah pasangan suami istri tersebut adalah non muslim,yakni menganut kepercayaan Hindu, dan kita sebagai umat muslim seharusnya lebih giat lagi dalam mensosialisasikan ekonomi islam dalam kehidupan sehari hari.
Bagi pemilik Rayani Air, pendirian maskapai penerbangan syariah ini adalah murni persoalan bisnis. Mereka mulai launching ide mengenai maskapai penerbangan berdasarkan prinsip Islam ini setelah dua bencana yang terjadi pada Malaysian Airlines yang hilang dan tidak ditemukan,serta pesawat Malaysian Airlines pula yang ditembak di Ukraina. Umat muslim percaya kedua bencana tersebut adalah azab yang diberikan Tuhan.
Alangkah lebih baiknya jika pejuang-pejuang yang membumikan penerapan syariah seperti dalam maskapai penerbangan dalam hal ini ataupun dari sector lainnya berasal dari aqidah yang sama dan hal inilah tugas kita sebagai generasi muda yang akan menjadi tonggak penerus perjuangan untuk mengubah dunia.
Pada maskapai penerbangan syariah, masih banyak sekali hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan agar penerapan prinsip syariah tidak hanya dijadikan sebagai label saja, melainkan diterapkan secara menyeluruh. Seperti halnya dalam sisi pelayanan dimana akan lebih baik lagi jika adanya hijab antara penumpang laki-laki dengan penumpang perempuan. Selain itu dari sisi pelayanan berupa asuransi (jika ada) dapat bekerjasama dengan lembaga asuransi syariah negara yang bersangkutan dan juga bekerjasama dengan lembaga keuangan Islam lainya seperti perbankan syariah untuk proses pembayaran maupun pemberian gaji untuk para pekerja yang terkait dengan maskapai penerbangan tersebut.
Sejumlah maskapai penerbangan dari negeri muslim juga mulai unjuk gigi. Saudi Arabian Airline bahkan berpikir untuk mengubah statusnya menjadi perusahaan publik.Sementara Emirates dan PT Garuda Indonesia telah melepas surat utang syariah (Sukuk) dengan nilai US$ 12 miliar sejak 2008.potensi pertumbuhan bisnis ini terbuka lebar karena melarang alkohol, menyediakan makanan halal, dan fasilitas sembahyang.Pertumbuhan pasar pelaku perjalanan udara bernuansa syariah membuat sejumlah maskapai penerbangan berkompetisi termasuk Rayani Air yang diluncurkan Malaysia Desember tahun lalu.
Rayani tidak sendiri dan bukan yang pertama karena sebelumnya sudah ada tiga maskapai penerbangan yang membidik pasar syariah dari kalangan pemeluk Islam. Sebelumnya sudah ada Saudi Arabian Airlines, Royal Brunei Airlines dan Iran Air.
Rayani akan bersaing untuk merebut pasar perjalanan bernuansa Muslim senilai US$145 miliar, menurut perusahaan konsultan biro perjalanan CrescentRating Pte Ltd. Konsultan itu bahkan memperkirakan nilai pasar tersebut akan meningkat menjadi US$200 miliar pada 2020.Pelaku perjalanan Muslim benar-benar mencari layanan dan pengalaman yang sesuai dengan syariah tren penerbangan yang tidak menyediakan alkohol namun menyediakan makanan dan minuman halal serta fasilitas salat semakin meningkat. Aspek layanan syariah akan disempurnakan seiring berjalannya waktu, misalnya menggunakan bahasa Arab dan berbagai aturan islam lainnya.
Beroperasinya Rayani Airlines, maskapai LCC yang mengadopsi prinsip syariah, menjadi pembicaraan hangat di dunia .Maskapai syariah pertama Malaysia, dan keempat di Asia setelah Saudi Arabian Airlines, Iran Airways, Royal Brunei ini akan memakai hukum-hukum Islam dalam setiap aktivitasnya.
Lalu apa beda maskapai penerbangan syariah dengan maskapai penerbangan pada umumnya?
Penerbangan Syariah alkohol dilarang di setiap penerbangan Rayani dan juga mereka enerapkan aturan berpakaian yang tegas. Kru kabin perempuan Rayani yang Muslim diwajibkan memakai hijab, sementara yang non-muslim memakai seragam yang sopan.Para penumpang akan mendapat ‘hidangan selamat datang’ gratis berupa muffin, jus buah, dan kacang yang semuanya dijamin halal.
Rayani juga memiliki prosedur pembacaan doa sebelum keberangkatan di tiap penerbangan.
Penerbangan syariah pertama rute Kuala Lumpur menuju Pulau Langkawi berjalan lancar. Tidak ada protes dari 134 penumpang yang terdiri dari berbagai umat beragama seperti Muslim, Kristiani, Budha, dan Hindu. Bahkan, dilansir dari keterangan pers pihak Rayani, para penumpang mengaku senang dan terkesan dengan penerbangan syariah Rayani Airlines.Dalam waktu dekat Rayani Air juga akan membuka rute menuju Kuching dan Kota Kinabalu.
Rayani Airlines adalah maskapai syariah ke-4 di Asia. Sebelumnya telah lebih dulu beroperasi adalah Saudi Arabian Airlines, Iran Airways, Royal Brunei. Selain itu, maskapai syariah ternyata juga terdapat di Inggris.
Sebuah maskapai penerbangan di London menggabungkan pendekatan syariah dalam pendanaan, menu makanan, dan kabin lebih mewah dibanding maskapai penerbangan lain yang melayani rute ke negara-negara Muslim.Ialah Firnas Airways, yang didirikan oleh pengusaha Bangladesh Kazi Shafiqur Rahman, seorang yang dikenal sebagai pengusaha parfum Arab di Inggris. Ia tengah menjajaki peluang bisnis transportasi London, dengan alternatif bandara Gatwick dan Stansted.
Firnas Airways bakal beroperasi tahun depan melayani rute terbang Inggris – Asia Selatan. Maskapai ini akan menyediakan Wi-Fi, penerbangan bebas alkohol, menyajikan daging halal, manajemen keuangan bebas riba, dan tata letak kabin untuk meningkatkan privasi. Mereka akan mengandalkan pesawat Boeing Co 767 dengan kapasitas 270 kursi.
Destinasi Firnas Airways direncanakan meliputi kota pusat produksi gas, Sylhet di Bangladesh, ibu kota Pakistan, Islamabad, Jeddah di Arab Saudi, dan Teheran, Iran. Penerbangan dari London ke New York kemungkinan juga dimulai pada tahun pertama.
Nama maskapai ini sendiri terinspirasi dari nama penemu Muslim, Abbas Ibnu Firnas, yang melakukan eksperimen penerbangan di Ronda, Spanyol, seribu tahun sebelum Wright bersaudara.
Seperti halnya Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sekitar 60 persen penduduk Malaysia adalah Muslim, hidup berdampingan dengan penduduk beragama lain, termasuk Buddha dan Kristen.
Hukum syariah didasarkan atas ayat-ayat Al-Quran dan perkataan serta kebiasaan Nabi Muhammad SAW. Halal, yang berarti diizinkan dalam bahasa Arab, diterapkan untuk makanan, minuman, dan kosmetik. Metode ini dipakai untuk memastikan bahwa benda, makanan, dan minuman tersebut sesuai dengan hukum Islam.
Kita sebagai Umat Muslim merasa bangga dengan layanan syariah ini yang berkembang seiring kebutuhan bisnis halal saat ini dan menjadi pedoman dari otoritas yang relevan.
Penulis
Sunarji Harahap, M.M.
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara dan Pemerhati Ekonomi Syariah
loading...
0 Response to "Peluang Baru, Bisnis Maskapai Penerbangan Syariah"
Post a Comment