Kejar Target ! Mentan Optomis, Sumut Kembali Jadi Lima Besar Produksi Padi
SUARAMEDAN.com - Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman menegaskan kepada Pemerintah Provinsi
Sumut (Pemprovsu) agar dapat mengejar target produksi pertanian padi, jagung
dan kedelai (Pajale) di tahun 2016. Mentan optimis Pemprovsu dapat meningkatkan
produksi pertanian kembali pada posisi lima besar .
“Jujur kami katakana, hari ini selama
berkunjung getarannya terasa, roh nya menyatu dengan fisik, kami yakin Sumut akan
kembali ke posisi nomor lima atau empat. Kalau LTT ini dilaksanakan saya yakin,”
kata ujar ujar
Mentan di sela-sela acara Rapat Koordinasi Pangan Provinsi Sumut serta
penandatanganan Perjanjian Kesepakatan Kesanggupan Luas Tambah Tanam (LTT) dan
Kesanggupan Capaian Serapan Gabah antara Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan
Kodim se Sumut, Senin (25/7).
Dalam
sambutan Mentan mengatakan bahwa pihaknya berupaya untuk meningkatkan produksi
padi di Indonesia dengan mengubah pola masa tanam. Pasalnya pada bulan
Juli-Agustus-September merupakan waktu yang harus dijaga ketat, dan ini
merupakan kritikal poin, lintasan kritis untuk masa tanam. “Dalam bulan
tersebut selama negara ini ada selalu jadi bulan luas tambah tanamnya defisit
sehingg dampaknya terjadi bulan paceklik pada bulan Desember-
Januari-Februari,” terang Andi.
Tahun
lalu lanjut Mentan, produksi padi dalam setahun hanya 500 ribu, makanya tahun
ini ditarget harus mencapai dua kali lipat produksi yakni 1 juta hingga 1,2
juta sehingga bulan paceklik yakni Desember-Februari sudah tidak ada lagi.
“Makanya kita ubah masa tanam, biasanya bulan Juli hingga September itu kita
tidur, sekarang kita bangunkan. Petani yang tidur, traktor tidur dan lahan
tidur kita bangunkan. Sehingga sekarang selesai panen maka langsung kita
kembali tanam, termasuk kita juga membenahi irigasi kita,” jelasnya.
Dalam
kesempatan itu, Mentan juga memaparkan perkembangan peningkatan produksi
pertanian di Indonesia. Dimana Indonesia saat ini sudah melakukan penurunan
impor secara ekstrim yakni sebesar 47 persen, selain itu berdasarkan survey
indeks Global Food Security Indeks skor perubahan lompatan ketahanan pangan
Indonesia berada pada urutan ke 66 dari 113 negara. “Ini merupakan lompatan
yang luar biasa dan merupakan perubahan terbesar yang telah kita lakukan,”
paparnya.
Mentan
mengatakan, pencapaian yang telah dilakukan ini merupakan hasil dari kerja
keras besama, sehingga ke depan Indonesia tidak mewariskan impor pangan kepada
generasi selanjutnya. “Di sisi lain indeks persentase kepuasan petani kepada
pendamping untuk TNI juga luar biasa mencapai 89, 5 persen, ini menunjukkan
bahwa sudah ada sinergitas yang baik dan menyatu antara pemerintah, masyarakat
juga TNI,” jelasnya.
Perjanjian
kesepakatan untuk kesanggupan luas tambah tanam dilakukan antara Kodim 0203/LKT
Langkat dengan kabupaten Langkat dan Kota Binjai, selain itu juga
penandatanganan kesepakatan perjanjian kesanggupan luas tambah tanam antara
Kodim 0209/LB dengan Pemprovsu, Labuhan Batu, Labura dan Labusel. Begitu juga
perjanjian kesanggupan pencapaian serapan gabah (sergab) antara kepala sub
divre I Bulog dengan Kodim 0203/LKT dan Kodim 0209/LB.
Gubsu H T Erry Nuradi mengajak semua pihak
yang terlibat bisa bekerja keras untuk memenuhi target tanam agar Sumut kembali
sebagai posisi lima besar produksi padi. Swasembada pangan merupakan salah satu
program prioritas dalam pembangunan pertanian di Sumut, di mana hal ini sesuai
dengan arahan Presiden bahwa Indonesia harus mampu mencapai swasembada pangan
berkelanjutan.
Dalam
kesempatan itu, Erry juga mengatakan, Sumut sebagai lumbung pangan nasional
yang saat ini berada di peringkat 6. Saat ini Sumut mendapatkan alokasi
pelaksanaan berbagai program dan kegiatan terkait upaya pencapaian peningkatan
produksi komoditi tananaman padi, jagung dan kedelai/pajale yang bersumber dari
dana APBN. “Namun tidak kalah pentingnya dukungan yang dilakukan oleh pemprovsu
melalui APBD mendukung pelaksanaan program pajale hortikultura,” ujarnya.
Pada
priode masa tanam bulan Oktober 2015-Sept 2016 Provinsi Sumut menargetkan tanam
padi sebesar 830.700 hektar dimana pada target Oktober 2015-Maret 2016 sebesar
418.496 hektar, kita telah mencapai realisasi sebesar 446.480 Ha (106,68
persen).
Untuk
rencana tanam bulan April-Sept, kata Erry kita harus mampu merealisasikan
target tanam seluas 412.204 ha, dimana sebagian dari target tersebut mendapat
dukungan dari pemerintah pusat melalui kementerian pertanian berupa bantuan
benih padi jagung dan kedelai.” Saat ini kita telah mencapai realisasi tanam
padi sebesar 164.590 ha (39,93 persen) dari target April-September,” jelasnya.
Saat
ini produktivitas padi Sumut sebesar 51,75 Kw/Ha yang mana potensi ini masih
dapat ditingkatkan dengan adanya dukungan sarana dan prasarana serta penggunaan
teknologi pertanian yang ada saat ini sehingga peluang untuk meningkatkan
produksi padi, jangung dan kedelai masih berpeluang bagi Sumut.
Dikatakan
Erry, isu-isu strategis provinsi Sumut terkait dengan pembangunan pertanian
antara lain, sangat sempitnya kepemilikan lahan petani dengan rata-rata 0,5
hektar/KK sehingga sulit diusahakan untuk mencapai skala ekonomis.
“Selain
itu masih terjadinya alih fungsi lahan pertanian sawah ke non sawah sebesar 2,7
persen per tahun. Walaupun sudah terbit Perda No 3 tahun 2015 tentang
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanutan tapi alih fungsi ini masih terjadi.
Untuk itu, saya harapkan kepada kab/kota untuk segera menerbitkan peraturan
bupati/walikota terkait hal tersebut,” terang Erry.
Begitu
juga permasalahan kemampuan petani dalam memanfaatkan teknologi di beberapa
daerah umumnya masih rendah dan menurunnya minat generasi muda untuk terjun di
bidang pertanian yang masih rendah yakni baru 96,97 persen.
Dalam
kesempatan itu, Erry menegaskan sebagaimana disampaikan Mentan tentu ada
penilaian reward dan punishment yang telah berjanji kalau produksi meningkat
maka anggaran akan ditambah, tapi kalau menurun akan dikurangi. “Jadi kepada
kabupaten dan kota kita minta jangan hanya meminta tambahan anggaran tapi juga
harus meningkatkan laporan produksi sehingga Sumut bisa menjadi swasembada
pangan,” terang Erry.
Pangdam
I BB Mayjen TNI Lodewijk Pusung mengharapkan kesepakatan yang telah dilakukan
harusnya jangan hanya di atas kertas tapi mari bersama-sama untuk turun ke
lapangan agar Sumut tidak telat terus dalam peningkatan produksi pertanian.
“Ini jangan hanya di atas kertas, tapi mari kita sama-sama di lapangan, agar
kita tidak telat, malu juga kita Sumut telat terus,” katanya.
Sebelumnya,
Mentan juga bersama Gubsu melakukan acara panen, tanam serta penyerahan benih
dan alsintan di desa Cinta Damai kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Dalam
kesempatan itu, Erry juga mengatakan untuk tahun 2015 berdasarkan angka
sementara, provinsi Sumut berada di peringkat enam nasional untuk produksi padi
sebsar 4 juta ton, produksi jagung peringkat empat nasional sebesar 1,5 juta
ton, produksi kacang hijau peringkat 7 nasional sebesar 3 ribu ton, produksi
ubi kayu peringkat 5 nasional sebesar 1,6 juta ton dan ubi jalardi peringkat 6
nasional sebesar 122 ribu ton.[sm]
loading...
0 Response to "Kejar Target ! Mentan Optomis, Sumut Kembali Jadi Lima Besar Produksi Padi"
Post a Comment